Monday, May 27, 2013

 Pulau Raja Ampat Papua Barat

Seputar Raja Ampat
Raja Ampat adalah kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Sorong dengan luas wilayah + 4,6 juta hektar. Sekitar 85% dari luas wilayah tersebut merupakan lautan, sementara sisanya adalah gugusan pulau dan karang atol sejumlah + 610 pulau. Dari ratusan pulau-pulau tersebut, hanya 35 pulau saja yang dihuni oleh penduduk asli.

Raja Ampat

Nama Raja Ampat sendiri dari cerita rakyat setempat tentang asal muasal penguasa di empat pulau terbesar di kawasan ini, yaitu Pulau Misool, Salawati, Batanta, dan Waigeo. Dalam cerita disebutkan, dahulu kala ada seorang perempuan yang menemukan 7 buah telur, di mana empat di antaranya menetas dan menjelma menjadi pangeran-pangeran. Para pangeran ini lalu berpisah dan menjadi raja di keempat pulau, sehingga kelak kawasan ini kemudian dijuluki Raja Ampat.

Kepulauan Raja Ampat tak hanya dianggap sebagai taman laut terbesar di Indonesia, namun juga diyakini memiliki kekayaan biota laut terbesar di dunia. Terkuaknya panorama alam bawah laut Raja Ampat bermula ketika seorang penyelam ulung berkebangsan Belanda bernama Max Ammer mengunjungi kawasan ini. Situs Nationalgeographic menyebutkan, kunjungan pertama Max Ammer pada tahun 1990 ke Raja Ampat bermula dari keinginannya untuk menelusuri kapal dan pesawat yang karam pada masa Perang Dunia II.

Penelusurannya ini sangat berkesan, sehingga pada tahun 1998 ia mengajak Gerry Allen, seorang ahli perikanan (Ichthyologist) dari Australia, untuk mengadakan survei di tempat ini. Betapa terkejutnya Gerry Allen melihat sumber daya bawah laut yang begitu beragam dalam jumlah yang sangat besar.
Gerry Allen kemudian mengontak Conservation International (CI) untuk mengadakan survei kekayaan bawah laut di perairan Raja Ampat pada tahun 2001 dan 2002. Hasil survei ini membuktikan bahwa perairan Raja Ampat merupakan kawasan terumbu karang dengan kekayaan biota laut terbesar di dunia. Masih menurut situs Nationalgeographic, kawasan ini memiliki setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang, serta 700 jenis kerang, belum lagi berbagai jenis kura-kura, ganggang, dan ubur-ubur.
Akses ke Raja Ampat

Wisatawan yang berminat mengunjungi Raja Ampat dapat bertolak dari Jakarta atau kota-kota besar lainnya menuju Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat. Penerbangan dari Jakarta menuju Sorong biasanya transit terlebih dahulu di Makassar atau Manado. Dari Bandara Domine Eduard Osok, wisatawan bisa segera melanjutkan perjalanan menuju Raja Ampat menggunakan kapal cepat berkapasitas 10 orang dengan biaya sekitar 3,2 juta rupiah sekali jalan. Perjalanan dengan kapal cepat memerlukan waktu sekitar 3 - 4 jam.


Tidak ada tiket khusus untuk memasuki kawasan perairan Raja Ampat. Hanya saja, ongkos untuk menyewa kapal motor, peralatan menyelam, serta instruktur berkisar antara ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah dalam sekali penyelaman. Proses menyelam biasanya dilakukan berkali-kali untuk menikmati titik-titik penyelaman yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, para penyelam disarankan berkelompok untuk menekan jumlah pengeluaran yang relatif mahal.
Di kawasan wisata bawah laut Raja Ampat wisatawan dapat memperoleh fasilitas yang memadai di beberapa resort yang ada, seperti di Pulau Kri, Waigeo, Mansuar, serta Misool. Beberapa resort menetapkan harga yang relatif mahal karena menyuguhkan fasilitas yang lengkap. Namun wisatawan dengan budget lebih rendah dapat memanfaatkan resort milik pemerintah yang jauh lebih murah.

Alternatif lain adalah dengan cara memilih menginap berhari-hari di atas kapal (Liveaboard) dengan menyewa kapal Pinisi yang telah dimodifikasi khusus untuk kegiatan penyelaman beberapa hari. Kapal ini memiliki kapasitas maksimal 14 orang, dengan biaya sekitar Rp 90 juta sampai Rp 110 juta untuk pelayaran selama seminggu.
 

No comments:

Post a Comment